DALAM sebuah hadis panjang yang menyambut datangnya bulan Ramadan ada potongan yang berbunyi, "Dialah yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan, dan penutupnya pembebas dari api neraka. Oleh karena itu, perbaikilah empat perkara di dalam bulan Ramadan; dua perkara untuk menyenangkan Allah dan dua perkara lagi yang kamu hajatkan. Dua perkara yang kamu lakukan untuk menyenangkan Allah ialah mengakui sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya. Sedangkan dua perkara yang sangat kamu hajatkan ialah memohon surga dan perlindungan Allah dari neraka." (H.R. Ibnu Khuzaimah dari Salman Farisi)
Mari kita coba dekati lebih rinci bagaimana melaksanakan keempat amal tadi dengan harapan puasa kita akan lebih bernas dan lebih mendekatkan kita kepada ketakwaan.
Mengakui dengan sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Allah
Kalau kita perhatikan benar, pengakuan ini adalah intisari Islam yang tercantum dalam kalimat syahadat, amal awal dari seseorang yang masuk Islam. Jadi, kita harus memahaminya sebagai anjuran memperbarui atau mempertebal keimanan karena keimanan manusia suka turun naik. Paling sedikit ada tiga cara kita memperbarui iman kita.
Pertama, ada sebuah hadis yang berbunyi "perbaikilah keimananmu dengan membaca laa ilaha illallah." Ini berarti banyak-banyaklah berzikir laa ilaha illallahu, utamanya di dalam bulan Ramadan karena di bulan itu ada anjuran khusus.
Kedua, meningkatkan ketaatan dalam melaksanakan perintah-Nya dalam menjauhi larangan-Nya, sesuai dengan sabda Nabi saw., "Peliharalah (perintah dan larangan) Allah, niscaya kamu akan selalu merasakan kehadiran-Nya." Dapat merasakan kehadiran-Nya berarti memiliki keimanan yang kuat.
Ketiga, merenungkan segala sesuatu yang kita alami, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Atau, memerhatikan segala peristiwa di sekitar kita, sampai kita merasakan benar bahwa semua itu terjadi karena kehendak Allah Yang Mahakuasa. Kalau perasaan itu sudah ada, berarti seluruh jiwa raga kita sudah mengakui Kemahakuasaan Allah secara sadar dan ikhlas. Itu tanda keimanan yang kuat.
Meminta ampun kepada-Nya
Manusia itu gudangnya kesalahan. Setiap hari, setiap jam bisa saja kita menjalankan kesalahan, disengaja atau tidak, terasa atau tidak. Bila kesalahan dan dosa itu bertumpuk terus, bisa menjauhkan kita dari Allah. Tidak ada sumber penderitaan yang lebih hebat dari jauhnya kita dari Allah.
Puasa dimaksudkan untuk menjadi takwa. Takwa itu dekat kepada Allah. Jadi, bagaimana mungkin seorang yang banyak dosa akan bisa dekat kepada Allah dan menjadi takwa. Itulah sebabnya khusus di dalam bulan Ramadan yang suci sambil berpuasa, kita dianjurkan meminta ampun kepada-Nya agar kita terbebas dari dosa dan menjadi orang yang takwa.
Dasar lain untuk meminta ampunan adalah ayat Alquran, "Bersegeralah kepada ampunan Tuhanmu dan surga yang luasnya sama dengan luas bumi dan langit yang disediakan khusus bagi orang yang takwa." (Al-Imran; S 3:133)
Paling sedikit ada dua amal yang baik untuk mengharapkan pengampunan, membaca istigfar sebanyak mungkin setiap saat, khususnya setelah salat dan memperbanyak amal saleh sebab setiap kebajikan, kata Nabi saw., akan menghapus dosa-dosa yang lama.
Memohon surga
Surga adalah sebaik-baik tempat kembali yang disediakan hanya bagi yang takwa. Sementara itu, puasa dimaksudkan supaya menjadi takwa. Jadi, meminta surga sama dengan meminta agar puasanya diterima, dijadikan orang yang takwa dan dimasukkan ke dalam surga. Harus dicamkan bahwa surga itu ada surga di akhirat dan ada surga dunia yang diridai Allah SWT, artinya, kehidupan dunia yang membahagiakan. Kedua surga itulah yang disediakan Allah bagi yang takwa.
Beberapa cara yang sebaiknya dijalankan untuk mendapatkan surga, selain mencari ampunan Allah seperti dianjurkan di atas ada lagi jalan lain yang dianjurkan Nabi saw. Sahabat Nabi, Abdullah bin Mas'ud bertanya, "Pekerjaan apakah yang paling dekat ke surga?"
Jawab Nabi saw., "Salat pada waktu-waktunya."
"Apa lagi?"
"Berbakti kepada ibu-bapak"
"Apa lagi?"
"Berjihad di jalan Allah."
Ketiga amal itu dianjurkan untuk dijalankan setiap waktu. Kalau dijalankan di bulan Ramadan, nilainya bertambah tinggi lagi.
Meminta perlindungan Allah dari neraka
Sebaliknya dari surga, neraka adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya. Disediakan khusus bagi para pembuat dosa. Memang yang kekal berada di neraka adalah para pendosa besar, yaitu orang-orang yang musyrik. Tetapi, yang tidak musyrik pun banyak membuat kesalahan karena bujuk rayu setan. Untuk setiap amal, baik yang saleh mau pun yang salah ada ganjarannya yang setimpal. Jadi, orang yang tidak musyrik pun kalau berbuat salah harus mempertanggungjawabkan kesalahannya. Sebelum masuk surga untuk amal-amal baiknya ia harus merasakan dahulu neraka untuk dosa-dosanya, kecuali kalau Allah Yang Maha Pengampun mengampuninya.
Jadi, dengan meminta perlindungan Allah dari api neraka hakikatnya kita meminta dua hal yang sangat penting. Yaitu, meminta perlindungan Allah dari rayuan setan yang terkutuk yang selalu menjebak manusia agar masuk neraka dan kedua kalau toh kesalahan itu terjalankan juga, memohon semoga Allah mengampuninya. Sama dengan surga, ada neraka di dunia yang sangat pedih dan ada juga neraka akhirat yang jauh lebih pedih lagi. Dari kedua macam neraka itulah kita harus meminta perlindungan Allah SWT.
Cara yang baik untuk mendapatkan perlindungan Allah dari api neraka, jalankanlah puasa ini dengan sebaik-baiknya, artinya seikhlas-ikhlasnya, perbanyak amal kebajikan, banyak bersedekah dalam berbagai bentuk dengan niat semata-mata mencari keridaan Allah dengan harapan mudah-mudahan kita keluar dari bulan Puasa ini menjadi manusia yang bersih sebersih bayi yang baru lahir.
Ada ulama yang menganjurkan membaca tiga macam wirid setiap hari, terutama di bulan Ramadan yang penuh berkah ini. Anjuran ulama itu, "Perbanyaklah membaca ta'awudz. Dengan banyak membaca ta'awudz kita memohon perlindungan dari godaan setan yang terkutuk. Perbanyaklah membaca istigfar. Dengan membaca ini (Rasul membacanya 70 kali sehari) kita memohon ampunan untuk dosa-dosa yang setiap hari kita jalankan, sengaja atau tidak. Membaca Surat Al-Fatihah. Dengan banyak membacanya kita berdoa segala hal yang terbaik bagi kita, khususnya meminta shirathal mustaqim. Dengan terlindung dari godaan setan, terbebas dari dosa dan selalu berada di jalan yang benar, surga insya Allah tercapai dan neraka terhindari. Wallahu a'lam. (H. Rachmat M.A.S.)***
Bab-bab berkaitan agama ni tak boleh nak komen lebih-lebih, nanti sesat pulak jadinya.. aku plak yang jenis kurang agama ni rasanya tak layak untuk aku memperkatakan sesuatu... cukup sekadar untuk aku membaca dan menginsafi apa yang kau post kan, terima kasih walique... kau memberi peringatan yang cukup berguna.... ingatlah siapa diri kita untuk memperkatakan sesuatu yang berkaitan agama... kepada mereka yang layak, ku tadahkan sepeuluh jari memberi komen berkaitan agama untuk membimbing diri kami yang hina dina ni....
rasenye tak ramai nak komen sebab malas nak bace...pendapat aku la...ape kate kalau nak write tu write bagi pendek skit atau compactkan ..tp ingat...sabda tu jgn la plak memandai di pendek2kan...