SEPANJANG JALAN KE PULAU PINANG
LAUT MENGIMBAU SAYU
OMBAK-OMBAK INI HATIKU
BERHASRAT TIADA TEPI.
HUJAN MEMBERI LAGU
ANGIN MENAMPAR KE TIAP RUANG RASA
BERHIBA-HIBA AWAN PILU.
AKU ANTARA MANUSIA BAIK
AIR MATAKU ANTARA LAUT-LAUT LEPAS,
LAGUKU HILANG DALAM ANGIN MENDERAS.
HATIKU TERJUN KE AIR
MENCARI TEMPAT BAGIKU
AKU ORANG PELARIAN.
sepanjang perjalanan ini,
aku merangkak sorang diri,
dihina keluarga sendiri,
malu teramat menimpa diri.
laut diredah gunung didaki,
mendaki gunung ada banyak daki,
bluekk aku mendengar lagi,
tolongla please jangan ulang lagi.
taik mata,
taik idong,
kita ada pancaindera,
kita beruntung.
marah sampai gunung berapi,
termuntahkan pulak lava bahaya,
mee sapi pun ada sekali,
nak tambah berapa?dua..tiga.
berbini-bini sampai empat,
harta tinggal dua sen je ada,
menangkap ikan menggunakan pukat,
barula rezeki banyak menimpa.
dari dewa ke dewa 19,
dari dewa 19 ke dewa balik,
umur dah capai 19,
masih tak tahu pakai songkok.
taik idong masin rasanya,
air laut pun sama,
aaa tidak!perkataan utama,
kalau tertelan salah satu darinya.
nih pantun terjual sebanyak 3 copy tau tak..
sebab ini oliginal aa..tala tipu²..sapa mau beli,rm 5.00 tolong bagi.